Gunung Batok, Bromo dan Semeru di pagi hari |
Gunung Bromo (2392 mdpl) menyuguhkan keindahan yang luar biasa. Kali ini penulis ingin berbagi kisah perjalanan ke gunung yang terkenal dengan keindahan sunrise, kaldera, padang savana dan bukit teletubbiesnya.
Sebagai backpacker pemula. Penulis merencanakan travelling ke bromo ini jauh-jauh hari. Ini adalah merupakan travelling pertama. Kebetulan penulis ditemani seorang rekan yang ingin ikut travelling ke bromo ini. Dengan berbekal informasi dari om gugel dan rekan yang berasal dari kota-kota sekitar Gunung Bromo. Kami pun membulatkan tekad.
Trip to Bromo.
Perjalanan kami awali dari kota Udang. Jumat sore hari (8/3/13) pukul 17.00 kami berangkat menggunakan bis Handoyo tujuan Cirebon-Malang. Harga tiketnya pun relatif murah dibandingkan dengan P.O yang lain yaitu 130K IDR. Kami menggunakan moda transportasi bus dikarenakan kehabisan tiket kereta api tujuan Surabaya ataupun Malang.
Esok hari (9/3/12) pagi sekitar pukul 06 kami sudah sampai di terminal Bungurasih, Sidoarjo. Dari sana kami istirahat sejenak, sambil mengamati kondisi terminal ini. Sekitar 30 menit istirahat kami lanjutkan perjalanan ke Probolinggo dengan menggunakan bus patas Ladju dengan trayek Surabaya - Jember. Harga tiketnya sekitar 23K IDR.
Perjalanan Surabaya-Probolinggo memakan waktu hampir 2 jam. Tibalah kami di terminal Bayuangga-Probolinggo sekitar pukul 9 pagi. Di terminal tersebut kami membeli sarapan terlebih dahulu. Nasi rawon dengan harga 10K IDR menjadi pilihan yang kami rasa tepat.
Setelah energi terisi kembali kami lanjutkan perjalanan. Untuk menuju Cemoro Lawang, yaitu desa terdekat dengan Gunung Bromo, para backpacker biasanya menggunakan moda Elf Bison. Angkutan umum ini mangkal di luar terminal Bayuangga (Probolinggo). Jika anda keluar dari terminal ambil arah ke kiri. Tidak jauh akan terlihat elf-elf umumnya berwarna biru ini parkir.
Kebetulan ketika kami menuju pangkalan elf ini, sudah banyak orang-orang yang ingin menuju Cemoro Lawang. Terlihat 3 orang wisatawan asing dan beberapa wisatawan lokal sedang menunggu. Otomatis setelah kami datang, tidak lama elf pun berangkat.
Perjalanan dari Terminal Bayuangga ke Cemoro Lawang ini memakan waktu sekitar 1,5 jam. Di tengah perjalanan banyak hal menarik untuk disaksikan. Kontur bukit menjulang tinggi bergantian di sisi kanan dan kiri menghiasi perjalanan kami. Terasering tanaman palawija pun tidak luput dalam perjalanan. Hawa dingin pegungungan yang khas mulai terasa. Sungguh indah.
Desa Cemoro Lawang, tempat kami menginap. |
11.30 kami sudah sampai di desa Cemoro Lawang. Tak sabar rasanya ingin melihat Gunung Bromo. Tapi sebelumnya kami harus cari penginapan dulu. Jangan khawatir !! Supir elf tadi biasanya menawarkan penginapan murah. Harga 1 hari bervariasi sekitar 100K - 150K IDR
Me, My friends & Mt.Batok |
Butuh waktu sekitar 20 menitan dari Cemoro lawang ke Gunung Bromo dengan berjalan kaki. Sambil menikmati perjalanan, kami pun berfoto-foto.
Keesokan harinya (04.00 AM) kami pun tracking ke Pananjakan. Tempat untuk berburu sunrise.
Hmm.. membutuhkan waktu 1,5 - 2 jam untuk tracking ke Pananjakan dari Cemoro Lawang.
Ini dia jalur Cemoro Lawang - Pananjakan.
Jalur Cemoro Lawang - Pananjakan. Kami lewati dengan tracking dari penginapan menuju Pananjakan. |
Menikmati sunrise di Pananjakan |
Tracking ke Bukit Teletubies. |
Kami pu melewati Pasir Berbisik. Suara angin yang menerpa pasir terdengar seperti seseorang sedang berbisik. Hhmm.. ternyata nama pasir berbisik diambil dari fenomena alam tersebut. |
Blusukan di Padang Savana |
Amazing... |
Bukit teletubies |
Perjalanan pulang dari Bukit Teletubies ke penginapan. |
Corat coret di Gunung Bromo |